Unique Selling Point, gue inget banget waktu pertama kali mulai jualan online. Produk gue, honestly, nggak ada yang spesial banget. Waktu itu jualan aksesoris handmade. Tapi masalahnya… ya itu, handmade-nya gak beda jauh sama yang lain. Dan jujur, gue sempat mikir, “Apa yang bikin orang harus beli dari gue? Apa bedanya toko gue sama toko sebelah?”
Nah, di situ lah gue mulai kepikiran soal Unique Selling Point (USP). Tapi masalahnya, teori soal Unique Selling Point itu seringkali terlalu textbook. Kayak, “Cari hal unik yang membedakanmu dari kompetitor.” Yaelah, kalo gampang mah semua juga bisa.
Waktu itu gue coba bandingin harga, kualitas bahan, sampai packaging. Tapi tetap aja, masih ngerasa… meh. Gak ada spark-nya.
Yang bikin tambah frustasi, ada satu momen pas customer bilang, “Sebenernya aku suka produk kamu, tapi mirip banget sama yang lain di marketplace.” Dan itu nyesss. Kayak ditusuk pakai lidi bakso. Wkwk.
Contents
Rahasia Menemukan Unique Selling Point yang Bikin Brand Kamu Gak Terlupakan
Momen Aha! Itu Datang dari Cerita Bukan Barang
Gue mulai iseng nulis story di caption IG—tentang gimana ide desain itu terinspirasi dari pengalaman pribadi. Ternyata, responsnya beda. Orang-orang jadi komen, nanya-nanya, bahkan repeat order!
Dan gue baru sadar… USP gue itu bukan di produknya, tapi di CERITANYA. Cerita yang personal, yang ngena, yang bikin orang ngerasa, “Gue ngerti maksud lo, dan gue pengen punya bagian dari itu.”
Mulai dari situ gue bikin angle cerita untuk tiap produk. Bukan asal jualan. Dan boom! Engagement naik. Repeat order jalan. Followers nambah. Confidence pun balik.
Tips Gue Buat Nemuin Unique Selling Point Kamu Sendiri
-
Lihat Ke Dalam Diri, Bukan Cuma ke Kompetitor Banyak orang bilang, “Cek pesaingmu, cari celah.” Tapi jujur, celah paling jujur itu datang dari lo sendiri. Apa yang bikin lo klik sama apa yang lo jual? Apa bagian dari dirimu yang terpancar lewat produk atau kontenmu?
-
Tanya Audiensmu—Kadang Mereka Lebih Tahu Waktu gue stuck, gue tanya followers, “Kenapa sih kamu beli dari aku?” Dan jawabannya malah membuka mata. Ada yang bilang karena vibes-nya hangat, ada juga yang bilang karena suka story-nya.
-
Ceritakan Perjalananmu, Bukan Hanya Produkmu Orang gak sekadar beli barang. Mereka beli koneksi, emosi, bahkan semangat. Cerita lo—kegagalan, inspirasi, bahkan recehan hidup—itu bisa jadi USP lo yang paling kuat.
-
Jangan Takut Beda, Sekalipun Aneh Gue sempat mikir buat pake tone yang agak nyeleneh, gak formal. Awalnya ragu, tapi ternyata itu jadi ciri khas. Bahkan pernah dibilang, “Caption kamu tuh kayak ngobrol ama temen, seru.”
-
Repetisi Bukan Masalah—Asal Konsisten Banyak orang takut kelihatan ngulang-ngulang. Padahal, di branding, pengulangan itu penting. Kalo lo dikenal sebagai “si jujur yang suka cerita”, ulang terus. Itu lah USP lo.
Saat USP Jadi Senjata Branding Paling Sakti
Setelah tahu Unique Selling Point gue itu di storytelling, gue mulai terapin di semua kanal. Website? Ada cerita di tiap produk. Email marketing? Gaya bahasanya tetap casual, tetap gue banget. Bahkan di packaging, gue sisipin thank you card dengan cerita singkat.
Hasilnya?
-
Engagement naik 3x lipat di 6 bulan
-
Revenue juga naik sekitar 40%
-
Dan yang paling penting, gue gak merasa jualan lagi. Gue kayak cuma sharing hal yang gue cinta.
USP Gak Harus Heboh, Tapi Harus Autentik
Satu kesalahan yang sering gue liat adalah orang ngerasa Unique Selling Point itu harus bombastis. Padahal, simple is better. Yang penting, jujur dan konsisten.
Kayak brand lokal yang cuma jual sabun handmade, tapi setiap sabun punya cerita kecil soal bahan alami dari desa tertentu. Itu kuat banget, karena genuine. Dan buat konsumen, itu terasa lebih bermakna daripada sekadar diskon, dikutip dari laman resmi Glints.
💡 Pelajaran Berharga yang Bisa Lo Bawa Pulang
-
Unique Selling Point bukan soal jadi yang terbaik, tapi soal jadi yang paling otentik
-
Lo gak perlu jago semua hal, tapi perlu jago menyampaikan siapa lo
-
Cerita lebih penting daripada sekadar fitur produk
-
Konsistensi dalam menyampaikan USP lebih penting daripada sekadar viral sesaat
-
Kadang kita baru sadar keunikan kita setelah ada yang nunjukin—maka jangan takut minta feedback
Kalau lo masih bingung, mulai dari pertanyaan simpel:
Apa satu hal yang orang lain selalu bilang tentang aku atau brand-ku yang mereka suka?
Jawaban dari sana, biasanya… itu lah benih dari Unique Selling Point lo.
Kalau kamu mau, aku juga bisa bantu bikin variasi konten ini untuk niche tertentu. Misal: untuk blogger parenting, produk digital, freelancer desain, fashion brand, dan lain-lain. Tinggal kasih tahu ya!
Baca Juga Artikel dari: Gunship Battle: Rekomendasi Strategi Menyelesaikan Misi
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi