Katirisala: Kue Legit Warisan Bugis yang Selalu Bikin Kangen

Katirisala Kalau ada satu kue tradisional yang selalu sukses bikin aku auto nostalgia ke masa kecil, itu adalah Katirisala. Dulu waktu kecil, tiap ada acara nikahan food keluarga atau hajatan kampung, pasti muncul kue yang satu ini. Warnanya tuh cantik banget — lapisan putih dari ketan kukus, terus di atasnya wikipedia ada lapisan gula merah yang legit dan sedikit berminyak. Wangi pandan dan santannya langsung bikin merem melek, serius deh.

Tapi ya, aku baru sadar satu hal: selama ini aku cuma makan, nggak pernah tahu gimana ribetnya bikin Katirisala. Sampai akhirnya, beberapa bulan lalu, aku mutusin buat coba bikin sendiri. Bukan cuma karena penasaran, tapi juga karena pengin ngenalin anak-anak di rumah ke cita rasa kue tradisional yang sekarang mulai jarang muncul di etalase toko.

Dan jujur aja, pengalaman pertama bikin Katirisala itu… campur aduk.

Gagal Maning di Percobaan Pertama

Hari itu, aku udah siap. Semua bahan udah disiapin dari pagi: beras ketan yang udah direndam semalaman, santan kelapa asli (aku parut sendiri lho, bukan beli instan), daun pandan, gula merah yang baru aku beli dari pasar tradisional, dan sejumput garam buat penyeimbang rasa.

Katirisala

Masalah muncul waktu aku kukus ketan. Ternyata aku terlalu buru-buru. Ketan kukusnya masih agak keras waktu aku tekan-tekan ke loyang. Aku pikir, “Ah, nanti juga lunak sendiri pas disiram lapisan gula merahnya.” Dan yah, ternyata aku salah.

Lapisan atas sih kelihatan oke — wangi gula merah, sedikit berminyak, warna cokelatnya cantik banget. Tapi pas aku potong? Wah, bawahnya masih keras dan agak berpasir. Anak-anak cuma nyicip satu potong dan sisanya aku makan sendiri (dengan hati yang sedih).

Pelajaran Penting: Sabar Itu Kunci

Aku akhirnya ngobrol sama tanteku yang emang udah jago banget bikin Katirisala. Dia bilang satu kalimat yang aku catet dalam hati:

“Ketan itu harus benar-benar matang dan empuk sebelum dilapis, kalau enggak nanti keras dan nggak bisa nyatu sama lapisan gula.”

Oh ya, tanteku juga bilang, Katirisala itu bukan kue sembarangan. Biasanya dulu cuma disajikan saat acara penting kayak pernikahan, akikah, atau syukuran. Makanya proses bikinnya agak ribet dan butuh perhatian ekstra.

Tips Bikin Katirisala yang Lembut dan Legit

Setelah percobaan kedua (dan ketiga), akhirnya aku berhasil bikin Katirisala yang enak dan disukai keluarga. Dan ini tips yang aku pelajari:

  1. Rendam beras ketan minimal 6 jam, idealnya semalaman.
    Ini bikin teksturnya lembut dan gampang dikukus.

  2. Kukus ketan dalam dua tahap.
    Pertama kukus setengah matang, lalu campur dengan santan dan kukus lagi sampai pulen. Jangan buru-buru!

  3. Lapisan atas jangan terlalu cair.
    Harus kental, biar nggak meresap ke bawah dan malah bikin bagian ketan jadi lembek.

  4. Gunakan loyang yang dilapisi plastik atau daun pisang.
    Ini bikin gampang dilepas dan nambah aroma alami.

  5. Diamkan dulu sebelum dipotong.
    Serius, sabar dulu 1-2 jam. Katirisala yang baru matang masih rapuh dan bisa hancur pas dipotong.

Resep Katirisala Versi Aku (Setelah Trial & Error)

Katirisala

Bahan Lapisan Ketan:

  • 500 gr beras ketan putih, rendam semalaman

  • 400 ml santan kental

  • 1 sdt garam

  • 2 lembar daun pandan

Bahan Lapisan Gula Merah:

  • 200 gr gula merah, serut

  • 200 ml santan kental

  • 2 butir telur

  • 1/2 sdt garam

  • 1 sdm tepung terigu (buat pengikat)

  • 1 lembar daun pandan

Langkah:

  1. Kukus ketan setengah matang, sekitar 20 menit.

  2. Campur dengan santan, garam, pandan, kukus lagi sampai benar-benar matang.

  3. Tekan ke loyang sambil diratakan.

  4. Campur semua bahan lapisan atas, masak dengan api kecil sambil terus diaduk sampai kental.

  5. Tuang di atas ketan, lalu kukus lagi 15-20 menit.

  6. Diamkan, lalu potong dengan pisau yang diolesi minyak.

Katirisala dan Cerita Keluarga

Ada satu momen yang nggak akan aku lupa. Waktu aku bawa hasil Katirisala buatan sendiri ke rumah orang tua, ibuku langsung bilang, “Rasanya kayak dulu waktu nenek masih ada.” Dan itu bikin aku terdiam sejenak. Ternyata makanan bisa jadi mesin waktu kecil yang bawa kita ke memori yang udah lama hilang.

Anak-anak juga akhirnya suka. Mereka malah minta dibuatin versi mini buat bekal sekolah. Aku coba pakai loyang muffin dan ternyata hasilnya lucu banget. Jadi kayak Katirisala bites gitu, bisa dimakan sekali hap!

Kenapa Katirisala Harus Kita Lestarikan

Di era sekarang yang semuanya serba instan dan viral, kadang kue-kue tradisional kayak Katirisala mulai dilupakan. Padahal, ini bukan cuma soal rasa. Ini soal cerita, budaya, dan kenangan yang nempel di tiap gigitannya.

Katirisala

Menurutku, Katirisala itu kaya akan heritage kuliner Indonesia — khususnya dari Bugis dan Makassar. Waktu aku coba cari info di internet, nggak banyak yang nulis tentang pengalaman bikin Katirisala secara personal. Kebanyakan cuma resep tanpa cerita.

Makanya aku nulis ini, supaya yang baca bisa ngerasa: “Eh, aku juga pengin coba bikin sendiri,” dan nggak takut buat gagal di awal.

Penutup: Jangan Takut Kotor, Jangan Takut Gagal

Kalau kamu belum pernah bikin Katirisala, aku saranin banget buat coba. Ya, mungkin percobaan pertama bakal berantakan. Tapi itu justru serunya. Kayak aku yang dulu cuma tahu makan, sekarang malah bisa ngajarin orang lain gimana caranya bikin kue legit ini.

Dan percaya deh, pas kamu berhasil bikin Katirisala sendiri, terus orang rumah makan sambil senyum — itu rasanya nggak tergantikan.

Baca Juga Artikel Ini: Chicken Rice: Kisah Si Nasi Ayam yang Terlupakan tapi Selalu Tersaji Lezat

Author