Sejak kehadirannya di Netflix, film crime thriller Prancis berjudul Squad 36 (judul asli: Bastion 36) dengan cepat mencuri perhatian global. Disutradarai oleh Olivier Marchal, seorang mantan polisi yang kini dikenal piawai meramu kisah-kisah kriminal yang brutal dan realistis, film ini menawarkan pandangan gelap dan tanpa kompromi ke dalam intrik, loyalitas, dan korupsi yang bersembunyi di balik lencana kepolisian Paris. Film ini bukan hanya sekadar tontonan aksi, tetapi sebuah studi karakter yang intensif di tengah medan pertempuran internal yang berbahaya.
Contents
Sang Sutradara: Tanda Tangan Olivier Marchal

Bagi para penggemar sinema kriminal Prancis, nama Olivier Marchal sudah identik dengan genre thriller yang kental, berpasir, dan autentik. Latar belakangnya sebagai mantan anggota kepolisian sungguh memberikan sentuhan realisme yang jarang ditemukan. Dalam Squad 36, Marchal kembali menegaskan ciri khasnya—sebuah palet warna yang dingin, adegan aksi yang mentah dan bertenaga, serta narasi yang berfokus pada dilema moral dan kehancuran psikologis para penegak hukum Imdb.
Marchal tidak tertarik pada kisah pahlawan yang bersih; ia menyajikan dunia di mana batas antara kebaikan dan kejahatan sangat tipis, dan terkadang, yang paling korup adalah mereka yang memegang kekuasaan. Ini yang membuat Squad 36 terasa begitu menggigit dan relevan dalam konteks kritik sosial terhadap institusi.
Sinopsis yang Mengikat: Investigasi Sang Perwira Pemberontak
Jantung narasi Squad 36 terletak pada sosok Antoine Cerda (diperankan oleh Victor Belmondo), seorang perwira polisi senior yang dulunya bertugas di Brigade Riset dan Intervensi (BRI) bergengsi. Setelah menjalani sanksi disipliner dari Inspektorat Jenderal Kepolisian Nasional Prancis, Antoine dipindahtugaskan ke Brigade Anti-Kejahatan (BAC), sebuah penurunan pangkat yang memaksanya berbalik dari bekas rekan-rekan elitnya.
Tiga belas bulan berselang, kehidupan Antoine yang relatif tenang tiba-tiba terenggut. Dua mantan anggota timnya ditemukan tewas dalam kurun waktu 24 jam, dan yang ketiga menghilang secara misterius. Merasa ada yang tidak beres, Antoine, yang digambarkan sebagai polisi “nakal” dan bermasalah, memutuskan untuk meluncurkan investigasi ilegalnya sendiri.
Penyelidikan pribadi Antoine dengan cepat menyeretnya ke dalam pusaran perang polisi yang intens dan sebuah konspirasi internal yang melibatkan perwira-perwira tinggi dan jaringan korupsi yang jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Dia harus berhadapan dengan mantan unitnya dan intrik kekuasaan yang mengancam nyawanya sendiri, memaksanya memilih antara loyalitas lama dan keadilan yang kejam.
Barisan Pemeran dan Kedalaman Karakter
Keberhasilan film ini sangat didukung oleh penampilan kuat para pemeran utamanya.
Victor Belmondo sebagai Antoine Cerda
Victor Belmondo, dalam peran Antoine Cerda, memikul beban emosional cerita ini. Ia berhasil menggambarkan sosok perwira yang berada di ambang kehancuran. Antoine adalah karakter yang kompleks: brutal dalam menangani kejahatan jalanan, tetapi terobsesi pada keadilan, meskipun harus melanggar aturan. Belmondo menampilkan fisik yang lelah dan mata yang penuh kekalutan, mencerminkan perjuangan mental yang ia alami.
Dinamika Pendukung
Antoine dikelilingi oleh karakter-karakter yang juga terperangkap dalam konflik moral. Tewfik Jallab sebagai Sami Belkaïm dan Juliette Dol sebagai Hanna Levasseur (rekan sekaligus kekasih Antoine) menambahkan lapisan drama dan ketegangan. Peran-peran ini sering kali hanya menjadi stereotip dalam film kriminal, namun Marchal menggunakan mereka untuk menyoroti bagaimana sistem dapat merusak bahkan hubungan pribadi yang paling dekat sekalipun. Yvan Attal, sebagai salah satu tokoh senior, juga memberikan kehadiran yang membebani, menyiratkan ancaman dan permainan kekuasaan di balik layar.
Gaya Penyajian yang Realistis dan Penuh Aksi

Salah satu kekuatan terbesar Squad 36 adalah sinematografinya yang kelam dan adegan aksi yang memacu adrenalin. Film dibuka dengan adegan kejar-kejaran mobil yang berapi-api di tengah hujan lebat, menetapkan nada tegang yang terus dipertahankan. Marchal menggunakan suasana Paris yang becek dan suram sebagai latar belakang yang sempurna untuk kisah korupsi dan kekerasan ini.
Film ini lebih mengutamakan prosedur kepolisian yang realistis dan dialog yang tajam daripada CGI yang berlebihan. Ini adalah film yang terasa gritty—mentah, kotor, dan tanpa hiasan—sebuah perendaman mendalam ke dalam dunia polisi yang bekerja di bawah tekanan moral dan bahaya fisik yang konstan.
Isu Sentral: Korupsi Internal dan Sinisme
Tema utama Squad 36 adalah korupsi yang mengakar di dalam institusi kepolisian. Film ini berani menunjukkan bagaimana sistem dapat melindungi dirinya sendiri, bahkan dengan mengorbankan nyawa para perwira yang jujur atau mereka yang mencoba membongkar kebenaran. Marchal menggambarkan ini dengan sinisme yang kuat: ia menyiratkan bahwa institusi ini pada dasarnya “membusuk,” dan perjuangan Antoine mungkin sia-sia.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa sinisme ini terlalu dominan, bahkan mengorbankan kedalaman emosional karakter utama. Antoine Cerda digambarkan terus bergerak, menginterogasi, dan bertarung, namun terkadang, penonton kesulitan untuk benar-benar terhubung dengan kepedihan batinnya. Karakter-karakter pendukung juga dianggap reduktif, hanya berfungsi sebagai roda penggerak plot korupsi. Meskipun demikian, bagi penonton yang menyukai film noir modern yang gelap, pendekatan ini justru menjadi daya tarik, menegaskan pesan bahwa dalam dunia ini, “garis batas” kebenaran sangatlah buram.
🇫🇷 Squad 36 dalam Konteks Sinema Kriminal Prancis Kontemporer
Untuk mengapresiasi sepenuhnya kegelapan Squad 36, penting untuk menempatkannya dalam tradisi sinema kriminal Prancis, sebuah genre yang kaya dengan film policier (polisi) yang filosofis dan realistis. Film Marchal ini berdiri sejajar dengan karya-karya modern yang berfokus pada korupsi institusional dan kepahlawanan yang cacat.
Menjaga Tradisi Gritty ala Polars
Squad 36 meneruskan tradisi film yang dikenal sebagai polars—sebutan untuk film kriminal atau noir Prancis. Genre ini seringkali menampilkan protagonis yang sinis, lingkungan urban yang suram, dan akhir cerita yang ambigu secara moral.
Marchal sendiri sering dibandingkan dengan sutradara legendaris seperti Jean-Pierre Melville (Le Samouraï, Le Cercle Rouge), yang menciptakan film-film dengan suasana dingin, minim dialog, dan penuh kehormatan yang keliru di antara para penjahat dan polisi. Meskipun Squad 36 memiliki lebih banyak aksi dan dialog modern, ia mewarisi inti filosofis yang sama: loyalitas di atas hukum dan keterasingan individu dari sistem.
Dibandingkan dengan film kriminal Prancis yang lebih baru seperti Les Misérables (2019), yang berfokus pada ketegangan antara polisi dan komunitas pinggiran kota, Squad 36 mengarahkan lensanya ke dalam, menunjukkan bahwa ancaman terbesar datang dari dalam barisan mereka sendiri. Ini adalah kritik yang lebih pahit dan bersifat internal.
Pertanyaan Moral: Apakah Tujuan Menghalalkan Cara?
Di luar aksi dan konspirasi, Squad 36 menyajikan sebuah studi moral yang mendalam mengenai batas-batas yang boleh dilintasi seorang polisi. Antoine Cerda, sebagai protagonis, beroperasi di luar batas-batas hukum yang ia sumpah untuk lindungi. Ia menyiksa, berbohong, dan berhadapan langsung dengan mantan rekan-rekannya yang korup.
Mengapa Squad 36 Wajib Tonton?
Meskipun mendapat beberapa kritik terkait kedalaman emosional, Squad 36 telah terbukti menjadi hit streaming global. Film ini menawarkan pengalaman menonton yang sangat memuaskan bagi penggemar thriller kriminal.
-
Aksi Intens: Pembukaan yang kuat dan adegan perkelahian tangan kosong yang brutal menjaga intensitas film selama durasinya yang lebih dari dua jam.
-
Sutradara Berpengalaman: Sentuhan otentik dari Olivier Marchal memberikan bobot dan kredibilitas pada penggambaran dunia polisi.
-
Misteri Konspirasi: Plot utama seputar pembunuhan rekan-rekan Antoine menyajikan teka-teki yang menarik hingga akhir.
Pada akhirnya, Squad 36 adalah film yang berani, brutal, dan relevan. Ini adalah karya yang mempertanyakan esensi keadilan ketika pelaksana hukum itu sendiri terjerat dalam kejahatan. Film ini adalah perjalanan yang mencekam ke dalam kegelapan Paris, dan merupakan tontonan wajib bagi siapa pun yang mencari crime thriller yang serius dan menantang.
Baca fakta seputar : Movie
Baca juga artikel menarik tentang : Dirty Angels: Aksi Brutal dan Kekuatan Perempuan di Medan Perang



