Savanna Tanarara: Tempat di Sumba yang Mengajarkanku Arti Ketulusan Alam

Ada satu tempat yang jujur aja bikin saya langsung speechless waktu pertama kali datang: Savanna Tanarara di Sumba Timur. Kalau biasanya orang heboh soal pantai di Bali atau Labuan Bajo, saya justru jatuh cinta sama bentangan savanna yang luas, sepi, dan seolah-olah dibuat khusus buat healing Travel.

Saya ke sana waktu libur panjang sekolah, bawa kamera, sedikit camilan, dan niat buat lepas dari keramaian. Dan ternyata, pengalaman itu berubah jadi salah satu momen paling berkesan dalam hidup saya. Nggak ada sinyal kuat, nggak ada keramaian, cuma saya, suara angin, dan bukit-bukit yang seperti dilukis Tuhan pakai sapuan warna hijau dan kuning.

Keindahan Savanna Tanarara yang Nggak Masuk Akal Cantiknya

tanarara – SAVANA TRIP SUMBA

Oke, saya nggak lebay. Tapi pemandangan di Tanarara tuh benar-benar surreal indonesia juara.

Bayangkan: bukit bergelombang sejauh mata memandang, warna rumput yang berubah tergantung musim—hijau waktu musim hujan, jadi kuning keemasan waktu musim kemarau. Saya datang pas peralihan musim, jadi dapat dua-duanya. Warna yang berubah-ubah ini jadi daya tarik besar buat para fotografer dan pencinta alam.

Yang paling berkesan buat saya? Saat matahari mulai tenggelam. Langitnya memerah, lalu perlahan jadi ungu. Cahaya itu jatuh ke savanna, menciptakan gradasi yang luar biasa cantik. Saya sampai lupa ngambil gambar saking terpesonanya. Dan ya, itu kejadian yang jarang banget terjadi ke saya—karena biasanya kamera nggak pernah lepas dari tangan.

Dan yang bikin beda dengan savanna di Afrika sana? Tanarara itu lebih ‘dekat’. Maksud saya, dia nggak butuh biaya ribuan dolar buat dikunjungi. Dia juga lebih personal, nggak terlalu turistik, jadi kesannya masih asli banget.

Akses Menuju Savanna Tanarara: Nggak Susah Tapi Butuh Niat

Saya tahu, banyak yang mikir ke Sumba itu susah. Tapi, sebenarnya nggak sesulit itu kok. Berikut rute yang saya tempuh waktu itu:

  1. Naik pesawat ke Waingapu, Sumba Timur – Saya ambil rute dari Kupang, bisa juga dari Denpasar atau Surabaya. Harga tiket bervariasi, saya dapat sekitar Rp 900 ribuan PP.

  2. Dari bandara Umbu Mehang Kunda (Waingapu), saya sewa motor Rp 100.000 per hari. Bisa juga pakai mobil dengan sopir lokal (lebih aman sih kalau kamu baru pertama ke sana).

  3. Perjalanan dari kota Waingapu ke Savanna Tanarara sekitar 1,5–2 jam, tergantung kecepatan. Jalannya cukup mulus, walau ada beberapa spot yang berdebu dan agak sempit.

Tips saya: isi bensin penuh dulu sebelum berangkat. Warung dan pom bensin jarang banget setelah kamu keluar dari kota. Dan bawa air minum ya, cuaca di sana cukup kering.

Saya sempat nyasar, karena nggak ada papan petunjuk jelas. Tapi warga lokal ramah banget. Mereka bantu tunjukin arah sambil senyum-senyum, seolah ngerti banget bahwa saya turis nyasar, wkwk.

Tips Mengunjungi Savanna Tanarara (Supaya Nggak Zonk)

Ini bagian penting. Kalau kamu berencana ke sana, catat baik-baik ya tips-tips ini:

1. Datang Saat Musim Kemarau

Biasanya antara Mei sampai Oktober. Warna savannanya kuning keemasan dan dramatis banget buat difoto. Kalau datang pas musim hujan, tetap bagus sih, cuma beda mood—lebih ke hijau dan adem.

2. Bawa Bekal Sendiri

Di sekitar lokasi nggak ada warung atau toko makanan. Jadi, bawa roti, air mineral, bahkan nasi bungkus kalau niat piknik. Saya sempat duduk sambil makan kue kering, itu aja rasanya nikmat banget karena ditemani pemandangan luar biasa.

3. Pakai Topi dan Sunblock

Mataharinya bisa menyengat. Topi lebar dan sunblock itu penyelamat banget. Saya sempat gosong karena keasyikan foto-foto.

4. Bawa Kamera atau Drone

Kalau kamu suka motret, ini surganya. Tapi jangan lupa, jaga lingkungan, jangan buang sampah sembarangan. Waktu itu saya sempat lihat plastik bekas minuman nyelip di semak-semak. Sayang banget!

5. Jangan Datang Terlalu Sore

Savanna Tanarara nggak punya penerangan. Jadi kalau datang mepet sore, bisa kesusahan waktu pulang. Idealnya sih sampai sana jam 3 sore, lalu nunggu sunset.

Mengapa Savanna Tanarara Jadi Destinasi Wisata yang Layak Dikunjungi?

Saya punya jawaban pribadi yang jujur: karena Tanarara itu jujur dan ‘sunyi’.

Nggak banyak tempat wisata yang masih natural dan belum terlalu dikomersilkan. Tanarara itu seperti ‘diam’, tapi dalam diamnya dia menyampaikan keindahan yang luar biasa. Ada semacam rasa lega, tenang, bahkan spiritual waktu berdiri di atas salah satu bukitnya.

Dari sisi lain, Savanna Tanarara juga cocok banget buat:

  • Pencinta fotografi: cahaya alami di sana nggak main-main.

  • Pasangan yang mau foto prewed: romantis banget.

  • Solo traveler yang cari ketenangan: ini tempat buat mikir dan refleksi diri.

  • Keluarga kecil: asal bawa bekal dan kendaraan pribadi, tempat ini bisa jadi piknik keluarga yang nggak terlupakan.

Saya rasa destinasi kayak Tanarara ini layak banget diangkat lebih luas. Tapi ya itu, tetap dijaga ya. Jangan sampai jadi rusak karena terlalu ramai dan nggak diatur.

Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Savanna Tanarara

Sumba Escape - Hotel & Villa

Waktu saya di sana, jujur saya nggak terlalu banyak aktivitas berat. Tapi justru itu poin utamanya: menikmati keheningan dan keindahan visual. Beberapa aktivitas yang bisa kamu coba antara lain:

Savanna Tanarara: Tempat di Sumba yang Mengajarkanku Arti Ketulusan Alam

Nggak perlu buru-buru. Cukup jalan kaki, rasakan anginnya, dengarkan suara jangkrik atau sapi dari kejauhan. Waktu itu saya jalan kaki sekitar 30 menit, terus duduk di batu, baca buku sebentar. Damai banget rasanya.

2. Foto-foto & Videografi

Pakai drone? Wah hasilnya keren parah. Tapi HP biasa juga cukup. Ambil sudut dari atas bukit atau dari balik ilalang buat dapetin nuansa sinematik.

3. Piknik Sederhana

Bawa tikar kecil, makanan ringan, dan musik dari speaker bluetooth. Saya sempat piknik kecil sendirian, dan rasanya kayak dunia berhenti sebentar.

4. Meditasi atau Yoga

Kalau kamu suka momen refleksi diri, coba deh duduk tenang atau meditasi di salah satu bukit. Saya bahkan sempat nangis kecil (eh, jangan diketawain), karena tiba-tiba keingat banyak hal waktu duduk sendirian di sana.

Pelajaran Berharga dari Tanarara

Savanna Tanarara bukan cuma tempat wisata. Buat saya, dia seperti ruang terbuka yang ngajarin saya soal kesederhanaan, keheningan, dan syukur.

Saya belajar bahwa kadang, kita terlalu sibuk ngejar tempat ‘wow’ di luar negeri, padahal di Indonesia sendiri ada surga seperti ini yang belum banyak disentuh.

Jadi kalau kamu lagi nyari tempat buat menyendiri, atau sekadar pengin jauh dari segala notifikasi, Tanarara itu jawabannya. Tapi ingat ya: datang dengan hati, pulang dengan cerita—jangan tinggalin sampah, jangan rusak alam.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Bukit Gundaling: Surga Tersembunyi dengan Pemandangan Spektakuler di Sumatera Utara disini

Author