Pesona Pantai Tanjung Kelayang: Surga Pasir Putih dan Batu Granit di Belitung

Selama ini aku pikir pantai cantik cuma ada di Bali atau Lombok. Tapi pas pertama kali mendarat di Tanjung Kelayang, rasanya jiwa pelukis bangkit—langit biru, pasir putih halus, dan batu granit raksasa tertata alami seakan menunggu difoto.
Airnya jernih sampe bisa lihat dasar, ikan-ikan kecil wara-wiri. Matahari terbenam di sini juga spektakuler: semburat oranye keunguan memantul di permukaan laut.
Saking kagumnya, aku sampai nyaris lupa makan siang—padahal perut sudah keroncongan!

Pantai Tanjung Kelayang sebagai Destinasi di Indonesia

keindahan pantai Tanjung Kelayang

Berikus alasan mengapa tanjung kelayang dijadikan destinasi wajib di Indonesia

Travel Tanjung Kelayang kini jadi magnet wisatawan domestik dan mancanegara.
Letaknya di ujung utara Pulau Belitung, cuma sekitar 30 menit dari pusat kota Tanjung Pandan.
Jadi, pesawat landing di Bandara H AS Hanandjoeddin, lanjut naik ojek tiga puluh menit, sudah sampai deh di surga!

Daya Tarik Geologi dan Flora Fauna

Batu granit di sepanjang pantai ini terbentuk jutaan tahun lalu—ngehits banget untuk background feed Instagram.
Para peneliti Udintogel bilang, formasi batu itu hasil erosi, membentuk pulau-pulau kecil dan kolom batu yang unik.
Burung-burung laut suka mampir ke celah batu, bikin suasana makin hidup.

Aksesibilitas dan Fasilitas

Di sepanjang pantai tersedia area parkir luas dan warung prasmanan sederhana—jadi nggak perlu takut kelaparan.
Musholla kecil dan gazebo teduh juga dibangun, cocok buat istirahat sambil nikmati panorama.
Toilet umum? Aman dan terawat, walau kadang antre pas musim liburan.

Tips Mengunjungi Pantai Tanjung Kelayang

  1. Waktu Terbaik:
    Datanglah pagi-pagi (pukul 7–9) untuk hindari keramaian dan dapat foto tanpa turis lain.
    Sore hari sekitar jam 16.30 juga cantik banget untuk nonton matahari tenggelam.

  2. Bawa Perlengkapan Snorkeling Ringan:
    Meski banyak penyewaan di lokasi, lebih nyaman pakai masker sendiri.
    Ada spot terumbu karang dangkal di sebelah timur pantai yang wajib dicoba.

  3. Pilih Tour ke Pulau Pasir dan Pulau Lengkuas:
    Biasanya perahu nelayan berangkat dari dermaga Kelayang sekitar jam 9.
    Biayanya terjangkau, dan kamu akan singgah ke Pulau Pasir (pasir timbul) serta mercusuar tua di Pulau Lengkuas.

  4. Siapkan Helm dan Jaket di Sepeda Motor:
    Jalanan dari kota ke pantai kadang berdebu dan berkelok.
    Jadi, safety first, ya!

Kuliner di Sekitar Pantai Tanjung Kelayang

Setelah lelah main air, perut biasanya teriak minta diisi. Ini rekomendasi aku:

Mie Belitung dan Gangan Ikan

Mie Belitung—mi pipih disajikan kuah kental udang ebi, diberi taburan tauge dan irisan timun.
Gangan Ikan—sup ikan kuning bercitarasa asam pedas, bikin semangat balik lagi!

Pisang Goreng Cokelat Orang Tua

Jangan lewatkan jajanan pisang goreng melting berbalut cokelat yang dijajakan di pinggir jalan.
Satu porsi pisang cokelat hangat super pas untuk nge-boost energy sebelum lanjut eksplorasi.

Es Kelapa Muda dan Es Jeruk Kunci

Kesegaran es kelapa muda atau segelas es jeruk kunci asli Belitung wajib dicoba.
Langsung bikin tenggorokan lega setelah kepanasan di pantai.

Aktivitas dan Penginapan

Snorkeling dan Diving

Di area sekitar mercusuar Pulau Lengkuas, kedalaman cuma 2–5 meter.
Ikan badut, kuda laut, dan anemon warna-warni siap menyambut kamu.
Bagi yang punya sertifikat, ada spot diving di kapal karam dekat Pulau Kelayang.

Menyaksikan Penangkaran Penyu

Beberapa nelayan lokal kadang melepas tukik (anak penyu) ke laut sore hari.
Kalau beruntung, kamu bisa ikutan acara pelepasan tukik yang rutin digelar komunitas setempat.

Rekomendasi Penginapan

Glamping tanjung kelayang

  • Homestay Tradisional: Harga mulai Rp200.000/malam, sarapan nasi lemak lokal.

  • Resort Tepat Pantai: Mulai Rp700.000/malam, dengan kolam renang infinity.

  • Glamping di Bukit: Sensasi tenda mewah di atas bukit, sunrise langsung di depan mata.

Mengapa Pantai Tanjung Kelayang Wajib Masuk Bucket List

Pantai Tanjung Kelayang bukan sekadar pasir dan air biru—ini gabungan seni alam, sejarah geologi, dan budaya lokal.
Dari pengalaman aku yang pernah nyasar karena salah pilih ojek, sampai detik-detik magis menyaksikan pulau pasir timbul, semua meninggalkan kesan mendalam.
Jadi, kapan kamu berangkat ke Belitung? Jangan lupa bawa kamera dan hati yang siap terpikat!

Rute Perjalanan dan Transportasi ke Pantai Tanjung Kelayang

Dari Jakarta atau Palembang ke Belitung

Waktu pertama kali aku ke Belitung, aku booking tiket dari Jakarta ke Tanjung Pandan (Bandara H. AS. Hanandjoeddin). Penerbangan memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit. Kalau kamu di Palembang, ada penerbangan reguler juga, durasinya sekitar 45 menit. Harga tiket? Kalau jeli cari promo, bisa dapat Rp600.000–900.000 sekali jalan.

Dari Bandara ke Pantai

Setibanya di bandara, aku sarankan pakai ojek online atau rental motor/mobil. Ojek online harganya sekitar Rp50.000–70.000 ke kawasan Tanjung Kelayang. Pernah sekali aku pakai taksi bandara, tarifnya malah Rp120.000—lumayan mahal, sih.

Transportasi Lokal di Belitung

Di Belitung, moda transportasi umum terbatas.

  • Motor sewaan: Sekitar Rp75.000/hari, cocok buat solo traveller.

  • Mobil sewaan: Mulai Rp350.000/hari (inkl. sopir biasa + bensin), pas untuk rombongan.
    Aku sempat nyetir motor sendiri, seru, tapi waspada jalan berdebu dan beberapa tikungan tajam.

Itinerary 2 Hari di Sekitar Tanjung Kelayang

Hari 1 — Jelajah Pantai & Pulau

  1. Pagi (07.00): Santai di Pantai Tanjung Kelayang, hunting sunrise di antara batu granit.

  2. 08.30: Snorkeling di spot dekat mercusuar Pulau Lengkuas.

  3. 11.00: Makan siang di warung pinggir pantai—mie belitung + gangan ikan.

  4. 13.00: Trip pulau: Pulau Pasir Timbul dan Pulau Kepayang, naik perahu nelayan.

  5. 16.00: Kembali, sejenak istirahat di gazebo.

  6. 17.30: Sunset & foto di batu granit besar.

  7. 19.00: Dinner seafood di restoran lokal—ikan bakar sambal dabu-dabu.

Hari 2 — Kuliner & Budaya

  1. 08.00: Sarapan lontong mie khas Belitung.

  2. 09.30: Kunjungi Museum Kata Andrea Hirata di Gantong, nengok literatur lokal.

  3. 12.00: Makan siang “cwie mie” dan kopi khas Belitung.

  4. 14.00: Jelajah kampung nelayan Tanjung Binga, lihat tradisi bongkar muat ikan.

  5. 16.00: Ikut pelepasan tukik di pantai—kalau jadwalnya cocok.

  6. 18.00: Kuliner malam: pisang keju bakar dan es jeruk kunci sambil ngobrol santai sama nelayan.

Peran Komunitas Lokal dan Upaya Konservasi

Komunitas Penjaga Tukik

Aku pernah ikutan sore pelepasan tukik bersama Komunitas Belitung Turtle Rescue. Mereka rutin tangkep liar tukik dari abrasi pantai, rawat di penangkaran, lalu lepas ke laut saat matahari terbenam.
Melihat tukik berlari ke ombak itu bikin haru—ngeri rasanya kalau kita nggak peduli sama generasi laut berikutnya.

Program Bersih Pantai

Setiap bulan, ada relawan lokal yang ngadain “Beach Clean Up” di Tanjung Kelayang. Aku sekali ikut, dan sampah plastik yang dikumpulkan dalam satu sesi bisa dua roll besar! Ternyata, wisatawan sering lupa bawa sampah pulang. Program ini ngajarin aku—kita pakai oke, tapi juga harus bawa balik dan olah sampahnya.

Souvenir dan Oleh-oleh Khas Belitung

Lempuk Durian

Salah satu oleh-oleh wajib: Lempuk Durian (dodol durian). Porsinya kecil, tapi rasanya meledak di mulut. Harganya sekitar Rp40.000 per pack.

Kerupuk Ikan Belitung

Ada kerupuk ikan tenggiri, teksturnya renyah, wangi ikan segar. Enak buat camilan atau temen makan nasi goreng.

Kopi Kawa Biji Timah

Kopi robusta lokal yang diproses tradisional di atas arang. Aromanya earthy, sedikit smoky, cocok buat kamu penikmat kopi nikmat.

Aku sempat beli semua itu di Oleh-oleh HM, toko dekat dermaga Tanjung Kelayang. Praktis paket siap kirim ke seluruh Indonesia.

Author