Waktu pertama kali denger kata krisis ekonomi global, reaksi gue standar banget:
“Ah, itu urusan Amerika. Paling dampaknya gak sampai ke sini.”
Tapi waktu itu gue masih belum paham bahwa dunia sekarang ini terhubung banget satu sama lain. Dan begitu efek domino mulai jalan… ternyata hidup gue yang sederhana ini juga ikut berantakan.
Gue kerja di sektor kreatif, freelance ngerjain konten, desain, dan kadang copywriting. Klien gue ada yang lokal, ada juga dari luar. Dan begitu tahun 2020–2021 krisis ekonomi global mulai kelihatan efeknya pasca pandemi—job mulai sepi, rate mulai dipotong, dan klien luar negeri banyak yang ghosting. Parahnya, saat itu gue gak punya tabungan darurat.
Contents
- 1 Awalnya Cuma Dengar di Berita: “Wall Street Jatuh, Inflasi Naik”
- 2 Krisis Ini Ngebuka Mata Gue Soal Realita Finansial
- 3 Kesalahan Besar Gue: Gak Siap Sama Dana Darurat dan Diversifikasi
- 4 Gimana Gue Bangkit (Pelan-Pelan)
- 5 Pelajaran yang Paling Gue Rasain Setelah Krisis Ekonomi Global
- 6 Tips Buat Kamu yang Lagi Takut Hadapi Krisis Ekonomi Global
- 7 Penutup: Krisis Ekonomi Global Itu Nyata, Tapi Lo Gak Harus Takut Sendirian
- 8 Author
Awalnya Cuma Dengar di Berita: “Wall Street Jatuh, Inflasi Naik”
Momen Terberat: Semua Sumber Pendapatan Gue Menguap dalam 3 Bulan
Waktu itu gue pegang 3 klien tetap. Dua dari startup luar negeri (Eropa & Australia), satu dari agensi Jakarta. Dalam waktu tiga bulan berturut-turut, semuanya ngecut budget, dan satu bahkan gak bayar invoice terakhir gue. Nilainya lumayan: hampir 20 juta.
Gue stres banget. Tagihan tetap jalan. Cicilan motor, listrik, makan, semua numpuk. Gue sempet nekat jual kamera DSLR dan gitar buat nutup kebutuhan dasar. Dan lo tau? Gue bahkan sempet minjem uang dari temen deket. Itu momen paling bikin malu tapi juga bikin sadar:
“Ternyata gue gak sekuat yang gue pikir.”
Krisis Ini Ngebuka Mata Gue Soal Realita Finansial
Setelah ngelewatin masa itu, gue mulai ngulik lebih dalam:
-
Kenapa krisis bisa terjadi berulang?
-
Kenapa efeknya sampai ke level rakyat biasa?
-
Gimana cara negara dan individu ngelindungi diri?
Gue baru ngerti kalau ekonomi global itu semacam jaring laba-laba. Kalo satu simpul putus (misal: inflasi US melonjak, atau suku bunga naik drastis), efeknya bisa bikin pasar modal anjlok, investor kabur, nilai tukar jeblok, dan harga kebutuhan pokok naik. Dan buat kita yang gak punya “buffer”, itu bisa berarti krisis pribadi.
Kesalahan Besar Gue: Gak Siap Sama Dana Darurat dan Diversifikasi
Setelah gue refleksi, ada beberapa kesalahan bodoh yang bikin gue makin rentan saat krisis:
-
Semua penghasilan dari satu sektor (freelance digital).
-
Gak punya dana darurat—bahkan Rp 2 juta pun gak ada.
-
Gak punya passive income.
-
Konsumsi terlalu impulsif di masa ‘normal’.
Dan setelah nyadar, gue mulai ubah gaya hidup:
-
Mulai nyisihin minimal 20% penghasilan buat tabungan
-
Investasi pelan-pelan ke reksa dana dan emas
-
Bikin satu sumber penghasilan tambahan: jual template dan e-book
Langkah kecil, tapi penting. Karena sekarang gue tahu: krisis gak nunggu lo siap, dikutip dari laman resmi Kumparan.
Gimana Gue Bangkit (Pelan-Pelan)
Butuh waktu hampir setahun buat gue bener-bener bisa ‘bernafas lagi’. Gue dapet klien baru dari hasil relasi lama, mulai dapet proyek nulis dari lokal, dan jualan digital product mulai jalan pelan-pelan.
Tapi yang paling besar dampaknya bukan uang, tapi mindset baru soal uang dan hidup:
“Uang bukan cuma buat dipakai. Tapi juga buat bikin lo kuat saat semuanya runtuh.”
Gue juga mulai ngajar basic budgeting ke komunitas kecil secara online. Gue gak ngaku jadi financial planner, tapi gue cerita pengalaman, jatuh bangun, dan tips-tips yang simpel kayak:
-
“Buat dua rekening: satu buat harian, satu buat tabungan. Jangan pernah campur.”
-
“Jangan beli gadget baru kalau gadget lo masih bisa hidup.”
-
“Kalau dapet uang tambahan, treat itu kayak bonus buat masa depan lo—bukan buat foya-foya.”
Pelajaran yang Paling Gue Rasain Setelah Krisis Ekonomi Global
-
Krisis itu siklus, bukan kejadian langka. Gak mungkin kita hidup 50 tahun ke depan tanpa nemuin satu atau dua krisis besar.
-
Jangan terlalu nyaman sama kondisi ekonomi yang lagi bagus. Justru saat itu waktu terbaik buat siap-siap.
-
Uang itu bukan soal gaya hidup. Tapi tentang keamanan.
-
Mentalitas darurat itu penting. Bukan buat hidup paranoid, tapi buat siap kalau bencana datang.
Dan yang paling penting?
Lo harus jadi “pengelola uang,” bukan cuma pengguna uang.
Tips Buat Kamu yang Lagi Takut Hadapi Krisis Ekonomi Global
-
Mulai kecil. Sisihin Rp 10 ribu aja per hari. Jangan tunggu besar.
-
Kurangi pengeluaran gak penting. Netflix, kopi susu tiap minggu, langganan aplikasi yang gak dipakai.
-
Cari skill yang bisa diuangkan secara fleksibel. Desain, nulis, editing, coding.
-
Ikutin berita ekonomi global, tapi jangan panik. Biar ngerti konteks dan bisa ambil keputusan rasional.
-
Jangan malu minta bantuan atau belajar dari orang lain. Banyak komunitas keuangan dan support system sekarang yang open banget.
Penutup: Krisis Ekonomi Global Itu Nyata, Tapi Lo Gak Harus Takut Sendirian
Gue pernah ada di titik dimana krisis bikin gue takut keluar rumah karena takut tagihan. Tapi dari titik itu juga, gue bangkit pelan-pelan. Sekarang, gue gak akan pernah remehin sinyal krisis.
Gue gak mau jadi korban pasif. Gue mau jadi orang yang siap—buat diri sendiri dan buat orang sekitar.
Kalau lo lagi ngalamin hal serupa, atau ngerasa dunia makin gak pasti, lo gak sendirian. Cerita lo valid. Rasa takut lo juga valid. Tapi percaya deh, selalu ada jalan buat keluar dari situ—asal kita mau belajar dan gak menyerah.
Baca Juga Artikel dari: Teknik Belajar Efektif: Cara Gue Berubah Lebih Gampang
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Economics