Appenzeller Sennenhund: Anjing Penggembala Swiss yang Bikin Hidup Lebih Seru

Kalau ada satu keputusan impulsif yang pernah saya buat dan nggak saya sesali sedikit pun, itu adalah memutuskan untuk merawat seekor Appenzeller Sennenhund. Nama anjingnya aja udah ribet, ya kan? Tapi percayalah, setelah beberapa bulan hidup bareng si “Appie”—begitu saya memanggilnya—hidup saya berubah. Lebih capek, lebih heboh, tapi juga… jauh lebih hidup.

Awal Mula Kenal Appenzeller Sennenhund

Appenzeller Sennenhund: All About This Swiss Herding Dog | Holistapet

Jujur aja, saya awalnya nggak tahu apa itu animals Appenzeller Sennenhund. Waktu itu saya cuma iseng scrolling akun rescue di Instagram, dan ada satu anjing dengan wajah ekspresif banget yang langsung bikin saya berhenti scroll. Matanya seolah bilang, “Angkat aku dari sini, Bro.”

Setelah sedikit googling, barulah saya tahu kalau Appenzeller Sennenhund ini termasuk salah satu dari empat ras Sennenhund dari Swiss. Biasa dipakai jadi anjing penggembala, penjaga, bahkan penarik kereta kecil. Gila ya, satu anjing tapi serba bisa. Karakternya: setia, aktif banget, pintar, tapi… keras kepala Wikipedia.

Dan di sinilah letak serunya. Saya pikir saya bisa handle. Ternyata? Saya salah besar. Tapi justru di situlah pelajarannya.

Kenapa Appenzeller Sennenhund Disukai Banyak Orang?

Pertama, penampilannya. Appie itu cakep banget. Ukurannya sedang, bulunya pendek dan mengkilap, warnanya khas: hitam (atau coklat gelap) dengan tanda putih dan tan. Posturnya tegap, energik, dan selalu kelihatan siap lari sprint.

Tapi bukan cuma tampang. Appenzeller ini termasuk anjing pekerja sejati. Dia cepat belajar, sangat waspada, dan sangat terikat sama keluarganya. Kalau kamu cari anjing penjaga rumah sekaligus teman hiking, dia cocok banget.

Yang bikin saya suka banget: dia punya energi positif yang nular. Setiap pagi, walau saya masih ngantuk, Appie udah mondar-mandir bawa tali lehernya. “Ayo jalan pagi, Bos!” katanya (dalam versi ekspresi mata dan ekor bergoyang heboh). Susah marah sama dia.

Buat keluarga aktif atau kamu yang suka outdoor, Appenzeller adalah pilihan solid. Tapi jangan cuma tergiur penampilannya. Kamu harus siap sama komitmen mental dan fisik juga.

Keseruan (dan Tantangan) Merawat Appenzeller Sennenhund

Nah, ini bagian yang banyak orang suka lewatkan. Banyak yang jatuh cinta karena lucunya, tapi nggak siap saat dia ngacak-ngacak taman, ngunyah sepatu kulit, atau ngajak main terus-terusan tanpa capek.

Appenzeller Sennenhund itu super aktif. Saya nggak bercanda. Kalau kamu tipe yang suka rebahan nonton Netflix seharian, bisa-bisa kamu kena semprot anjing sendiri.

Waktu awal-awal, saya kira dua kali jalan-jalan keliling kompleks cukup. Ternyata enggak. Appie butuh aktivitas yang menantang mentalnya juga, bukan cuma fisik.

Saya akhirnya mulai ngajarin dia agility sederhana. Pakai kardus bekas, palang sapu, dan kursi plastik. Dan gila, dia cepat banget nangkap maksudnya. Sekarang tiap kali saya buka garasi, dia langsung lari ke “arena training”.

Ada juga momen ngeselin, kayak waktu dia kabur ngejar ayam tetangga. Atau waktu dia nekat loncat ke kolam ikan karena lihat bayangan dirinya sendiri. Tapi itu semua bagian dari proses bonding. Saya jadi tahu, dia butuh struktur, rutinitas, dan stimulasi.

Tips Merawat Appenzeller Sennenhund (Berdasarkan Pengalaman “Gagal dan Belajar”)

Appenzeller Sennenhund: the rarest Swiss mountain dog

1. Latih dari awal – dan konsisten

Jangan tunggu sampai dia gede baru dilatih. Appenzeller itu pintar, tapi juga keras kepala. Kalau kamu kasih celah, dia yang jadi bos.

Mulai dari basic command: duduk, diam, datang. Gunakan clicker atau treat kecil (hati ayam rebus favorit Appie). Jangan keras, tapi tegas dan konsisten.

Satu kesalahan saya di awal: saya pikir anjing pintar bakal nurut otomatis. Ternyata? Pintar itu berarti dia bisa ngelawan dengan cerdas kalau kita nggak tegas.

2. Beri aktivitas fisik MINIMAL 1-2 jam per hari

Jalan kaki aja nggak cukup. Lari di taman, main lempar-tangkap, atau agility sangat disarankan. Kalau dia bosan? Siap-siap rumah berantakan.

Saya sempat absen ajak dia main dua hari. Di hari ketiga, bantal di sofa saya berubah jadi salju. Kapok.

3. Sosialisasi sejak dini

Appenzeller itu agak protektif. Jadi penting banget kenalkan dia sama anjing lain, orang baru, anak-anak, motor lewat, suara vacuum cleaner, dsb.

Saya rutin bawa Appie ke taman anjing sejak umur 4 bulan. Awalnya dia galak banget. Tapi lama-lama mulai bisa bedakan mana situasi santai, mana yang perlu waspada.

4. Jangan biarkan sendiri terlalu lama

Appenzeller bukan tipe anjing yang bisa ditinggal 8 jam sendirian. Dia bisa cemas, stres, dan jadi destruktif.

Waktu saya harus keluar kota 3 hari, saya titipin ke rumah teman. Tapi temen saya kurang aktif, dan si Appie ngambek. Nggak mau makan, pup di tempat tidur. Setelah pulang, butuh 2 hari buat bikin dia balik ceria.

Solusinya? Gunakan dog walker, pet sitter, atau day care. Atau pastikan kamu punya waktu cukup buat nemenin dia.

5. Cek kesehatan rutin dan makanan bergizi

Appenzeller termasuk ras yang relatif sehat, tapi tetap perlu dicek. Terutama bagian sendi dan gigi. Jangan asal kasih makanan manusia—saya pernah kasih dia tulang ayam goreng, eh malah muntah semalaman. Akhirnya belajar kasih makanan anjing khusus dengan takaran yang pas.

Saya sekarang campur dry food dengan rebusan ayam tanpa bumbu, wortel, dan labu. Kadang-kadang, saya juga kasih frozen treat dari yogurt tanpa gula dan buah-buahan.

Pelajaran yang Saya Dapat dari Merawat Appenzeller

Kalau boleh jujur, saya belajar lebih banyak dari Appenzeller Sennenhund daripada dari banyak workshop parenting (yang pernah saya ikuti, meski saya belum punya anak, hehe). Merawat dia ngajarin saya:

  • Kesabaran. Karena nggak semua hal bisa langsung sesuai rencana.

  • Rutinitas. Karena dia butuh waktu tetap untuk jalan-jalan, makan, dan main.

  • Komitmen. Karena punya anjing bukan cuma lucu-lucuan di Instagram.

Dan yang paling penting: merayakan momen kecil. Kayak waktu Appie pertama kali berhasil duduk tanpa disuruh, atau waktu dia nggak lagi takut sama suara blender. Itu semua bikin saya sadar, kemajuan kecil itu berharga.

Apakah Appenzeller Cocok Buat Kamu?

Cocok kalau kamu:

  • Aktif dan suka kegiatan luar ruangan

  • Suka tantangan dan bisa tegas tapi sabar

  • Punya cukup waktu dan energi

  • Siap repot demi teman setia

Tapi mungkin nggak cocok kalau:

  • Kamu lebih suka anjing yang kalem dan mudah dilatih

  • Tinggal di apartemen kecil tanpa akses ke taman

  • Sering bepergian tanpa bisa bawa hewan

Appie Bukan Sekadar Anjing

Sekarang, tiap kali saya lihat Appie tidur nyenyak setelah main seharian, saya suka senyum sendiri. Capek? Iya. Tapi hati ini hangat banget.

Merawat Appenzeller Sennenhund bukan buat semua orang. Tapi kalau kamu siap dan tahu apa yang kamu hadapi, dia bisa jadi sahabat paling loyal dan paling seru dalam hidupmu.

Dan hey, siapa sangka saya yang awalnya cuma iseng lihat-lihat akun rescue, sekarang jadi paham soal latihan anjing, nutrisi, dan pentingnya struktur. Dunia bisa berubah hanya karena satu ekor anjing. Gokil, kan?

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Eurasian Chaffinch: Burung Kecil Eropa yang Warnanya Bikin Jatuh Cinta disini

Author